Sebagai investor saham, tentu senang rasanya jika nilai investasi saham Anda mengalami kenaikan. Namun, apabila kenaikan nilai tersebut terlalu pesat atau terjadi di luar kebiasaan, Anda perlu waspada karena bisa jadi Anda telah berinvestasi di saham gorengan. Hal ini bisa terjadi karena adanya rekayasa pergerakan nilai oleh pelaku pasar yang melakukannya atas kepentingan tertentu.
Situasi tersebut mirip seperti gorengan tempe, tahu, bakwan, dan lainnya yang akan semakin renyah jika digoreng dalam waktu lama. Rasanya memang nikmat, tetapi jika terlalu banyak dikonsumsi, maka dapat berisiko kolesterol. Sama seperti investasi saham, bukan? Risiko merugi akan meningkat apabila Anda terus-terusan melakukan jual beli saham gorengan. Nah, agar hal tersebut dapat dihindari, kendali tanda-tanda saham gorengan di bawah ini.
Bagian dari daftar UMA
UMA adalah singkatan dari unusual market activity, yaitu pergerakan nilai saham yang di luar kebiasaan. Jika suatu saham mengalami pergerakan nilai terlalu ekstrem selama lebih dari dua hari, biasanya Bursa Efek Indonesia (BEI) akan langsung mengambil tindakan dengan memasukkannya pada daftar UMA. Meski begitu, perlu diketahui bahwa tidak semua saham dalam daftar UMA merupakan saham gorengan. Daftar UMA memperingatkan para investor agar berhati-hati terhadap saham-saham di dalamnya.
Transaksi harian yang tidak wajar
Umumnya, saham gorengan terjadi pada saham lapis kedua dan ketiga. Ini karena mayoritas saham pada lapis kedua dan ketiga mempunyai investor yang relatif lebih sedikit daripada saham lapis pertama (big cap). Alhasil, investor saham lapis kedua dan ketiga pun cenderung lebih mudah mengontrol saham. Mereka biasanya disebut bandar.
Nah, karena investornya lebih sedikit, nilai transaksi harian saham lapis kedua dan ketiga pun biasanya lebih rendah daripada saham lapis pertama. Jadi, jika transaksi harian jual beli saham lapis kedua dan ketiga lebih tinggi, Anda perlu waspada karena bisa jadi saham tersebut sedang “digoreng” bandar.
Harga antrean yang tidak merata
Pada banyak kasus, nilai transaksi investasi saham gorengan memang besar, tetapi antrean bid dan offer-nya justru cenderung tipis. Bid adalah antrean beli saham pada harga rendah, sedangkan offer adalah antrean jual saham pada harga tinggi. Salah satu indikasi adanya saham gorengan adalah terjadinya harga antrean, baik bid maupun offer, yang tidak merata. Bahkan, seringkali hanya satu lot per harga sehingga membuat bandar bisa menaikkan harga saham dengan mudah.
Baca juga: Saat Krisis Terjadi, Tetaplah Berinvestasi di Pasar Saham
Kinerja emiten menurun, namun harga saham naik
Jangan terlalu cepat senang apabila harga saham mengalami kenaikan drastis, apalagi jika kinerja emiten justru menurun. Hal ini menjadi salah satu indikasi kuat adanya saham gorengan. Biasanya memang pergerakan nilai saham yang terlalu ekstrem tidak sejalan dengan performa keuangan serta tidak dilengkapi informasi dari internal emiten.
Pada saham gorengan, sangat mungkin kinerja keuangan emiten turun hingga 50% tetapi nilai investasi sahamnya justru naik. Padahal, idealnya perkembangan kinerja emiten bergerak sejalan dengan performa jual beli saham.
Saham tidak bisa dianalisis
Karena kinerja keuangan emiten tidak sejalan dengan kenaikan harga saham di pasar, maka saham gorengan pun akan sulit atau bahkan tidak bisa dianalisis. Valuasi dan rasio keuangan saham gorengan biasanya terlalu tinggi atau tidak masuk akal, jika dibandingkan pesaing terdekatnya. Itulah mengapa akhirnya saham gorengan tidak dapat dianalisis secara fundamental.
Tips agar terlepas dari jeratan saham gorengan
Walau memang cukup meresahkan, saham gorengan merupakan hal yang wajar terjadi dalam investasi saham. Karenanya, Anda perlu waspada agar bisa menghindarinya. Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan:
- Rutin pantau harga pasar jual beli saham karena adanya bandar gorengan saham akan membuat Anda sulit menebak kapan harga saham naik dan turun.
- Jika nilai investasi saham telah melampaui batas toleransi yang Anda tentukan, sebaiknya Anda segera menjualnya atau melakukan cut loss.
- Beli saham dalam porsi secukupnya saja, hindari menginvestasikan seluruh dana ke saham gorengan karena risiko yang cenderung lebih besar.
Pahami betul tanda-tanda saham gorengan tersebut agar Anda dapat mengenalinya saat aktivitas jual beli saham. Dengan begitu, risiko adanya kerugian dalam investasi saham pun dapat diminimalisir. Lakukan juga sejumlah tips di atas agar terlepas dari jeratan saham gorengan. Supaya lebih mudah dalam memantau pergerakan investasi saham Anda, gunakan saja aplikasi MOST dari Mandiri Sekuritas. Investasi saham pun bisa Anda lakukan di mana dan kapan saja. Semoga bermanfaat!