BBNI (IDX – FINANCIALS) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatat restrukturisasi kredit sebagai stimulus pandemi Covid-19 mencapai Rp49.6 triliun atau setara dengan 7.85 dari total kredit. Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan bahwa jumlah tersebut mengalami penurunan terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi. Hal ini mengindikasikan bahwa bisnis debitur di sektor tersebut mulai kembali pulih.
Royke mengatakan pada Selasa (24/1/2023) dalam BNI Earnings Call FY2022, bahwa tren positif pada kualitas aset ini juga mendorong pembentukan beban CKPN menjadi lebih rendah sehingga Cost of Credit membaik dari 3.3% di tahun sebelumnya menjadi 1.9%. Serta, pertumbuhan kredit yang sehat ditopang oleh ekspansi bisnis dari debitur top-tier dan bisnis turunannya yang berasal dari value chain debitur.
Adapun total kredit yang disalurkan di 2022 telah mencapai Rp646.19 triliun, tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10.9% yoy, diikuti dengan Net Interest Margin (NIM) yang terjaga di posisi 4.8%. Dari sisi likuiditas, BNI berhasil mencatatkan pertumbuhan Current Account Saving Account (CASA) yang kuat sebesar 10.1% yoy yang dihasilkan dari strategi perseroan untuk membangun transaction-based CASA, melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif dan reliable.
Pertumbuhan fee-based income (FBI) pun tercatat sebesar 8.7% yoy menjadi Rp14.8 triliun. Hal ini dicapai dengan melakukan pergeseran pola pertumbuhan FBI untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan biaya transfer melalui program BI Fast sejalan dengan trend menurunnya transaksi transfer antar bank.
Source :
https://www.emitennews.com/news/bank-bni-bbni-catat-restrukturisasi-kredit-capai-rp496-triliun-di-2022